Saat itu bulan Ramadhan. Aku berada di
Palembang bersama mitraku, Helmy yahya. Kami sedang melakukan perjalanan untuk
bertemu dengan maestro pujaanku, untuk sebuah pekerjaan idealis. Kami akan
bertemu dengan pengarang lagu anak legendaris , AT Mahmud.
Terdengar bunyi telpon yang langsung
diangkat Helmy dengan Speaker Mode..”boss, kita belum dapat talent buat acara naik haji
gratis..”suara di seberang telpon terdengar galau. “Kok bisa?, “Helmy berkata
dengan nada tinggi, “sudah 3 hari shooting
kok bisa gak nemu?”. Setelah itu Helmy diam mendengarkan argumen dari teamnya
yang panjang. Wajahnya memerah. Bibirnya merapat dan jari tangannya didekatkan
dan digigit. Itu kebiasaanya kalau panik.
“Untung lagi di palembang, saya gak
tau kalau ada anak triwarsana disini. Kita ke tempat shooting dulu”, demikian sebuah kata terucap dari mulutnya dan
setelah itu diam. Setiba di lokasi, sebuah rumah yang disewa sebagai tempat
tersembunyi dari hidden kamera yang
sedang menguji kelayakan seorang talent
untuk berangkat di hajikan gratis sesuai tema acara tersebut.
Helmy memiliki standar yang ketat.
Seseorang tersebut bukan ”layak” bukan karena rekomendasi dari orang lain saja
tapi dia harus lulus tes. Ini memang memakan biaya, memang memakan waktu. Tapi
inilah kesempurnaan yang menjadi cirinya.
“Mana data shooting talent hidden kamera”, kemarin kemarin katanya lagi. Dalam
sekejap kami menyaksikan video rekaman para talent
tersebut di tes berbagai cara. Dengan hidden
kamera kita memperhatikan. Ustad ini, bapak anu, ujung2nya tidak ada yang
layak. Lalu.. saya disuruh menilai. “Faradhita..kamu lihat tuh yang dites pas
sebelum jumatan.. dua ustad..,” Helmy keluar dengan muka merah. Aku menurut
perintahnya dan menyaksikan.
Biasa kami menggunakan penguji si Rini,
spesialis penguji. Cantik, dewasa, anggun. Lengkap dengan jilbab dan kerendahan
hatinya. Dia melakukan aksi ujiannya. Di depan ustad yang dimaksud dia datang
jam 11.30, lalu berkata,” saya ada masalah dengan perkawinan, suami saya..” dan
seterusnya dia bercerita sangat meyakinkan.
Sang ustad talent mulai berdalih, mulai mewejang, dan menyaksikan adegan
tersebut... aku sebagai wanita tahu sekali mimik wajah dan gerak mata seseorang
yang ber”minat”. Darahku naik..”kok begini sih?”.. ini orang yang terpandang
didaerahnya yang direkomendasi banyak orang. Menggeser duduknya dekat-dekat si Rini.
Hidden kamera menangkap seluruh
adegan dengan jelas. Dan yang mengherankan...dia abaikan sholat jumat.
Huh..hilang sudah rasa di hati, dasar buaya”, aku berkata dalam hati.
Di video satunya. Setali tiga uang sama
saja, malah pake pegang-pegang pundak si Rini. Setiap berapa kalimat menyentuh
apalah bagian tubuh si Rini, tangan, seperti menepis kotoran dari jilbab, yang
rasanya gak ada apa-apanya. Darah emosiku memuncak. “Gile nih..sama aja..dasar
bandot semua”., Aku mendadak sangat marah. Aku wanita, tahu banget niat
laki-laki macam itu, emosi banget.
Aku keluar ruang. Helmy nafasnya turun
naik dengan cepat. “Gila nih.. besok harus naik tayang jam 4 sore belum ada
talent. Dimana Rini?”.
“Lagi ada talent, deket sini pak,”
seorang staf triwarsana menjawab.
“Nih, lagi kita tes. Live tuh di ruang
belakang”. bergegas kami melihat. Seluruh crew
berharap harap cemas. Muka semuanya tegang. “Jauh gak dari sini”, tanyaku. “Enggak
mbak, paling 500 meter”, Jawab manajer Helmy, Ibrahim. “Siapa dia”,tanyaku
lagi..”dia guru bahasa Indonesia, kalo sore ngajar ngaji”. “Oh..”,jawabku
singkat.
Dalam monitor.Terlihat seorang bapak
sedang duduk, kelelahan. Habis mengajar ngaji dia. Di masjid. Masuk si Rini.
Dengan gaya nya yang meyakinkan dia berkata,” Pak, Saya ada anak angkat usianya
8 tahun kelas 2 SD. Saya sudah tidak kuat merawatnya”. Dipotongnya kalimat
ditambah emosinya..”nakal banget pak. Saya mau buang, saya mau kasih bapak
saja.” Si Rini menyelesaikan kalimatnya dengan muka memerah. Dan membetulkan
jilbabnya. Sehingga seluruh lekuk tubuhnya sengaja terbentuk kesan seksi.
Sang bapak membuang muka, kemudian
menunduk sambil menjawab, “Aku terima “..”maksud Bapak?”, Kata Rini lagi.
“Ya , sini anak itu, Aku rawat dia,
ini pasti kehendak Allah. Aku ikhlas”, Dia menjawab sambil tetap menundukkan
wajahnya.
Muka Rini yang terlihat gugup, “boleh Saya
beri anak itu hari ini? Rumah kami jauh di tujuh ulu”, Rini menambahkan bobot
ceritanya.
Sang bapak memiringkan pantatnya, di
rogoh sakunya, ada uang ribuan berlembar-lembar..kira-kira 15 lembar dia
berkata,” uangku hanya segini” diberikan ke Rini semua..”kamu ambil angkot bawa
anak itu kemari..”, tuturnya dengan santun.
Setiap adegan itu kami saksikan dengan
tegang, bahkan penduduk sekitar mulai menggerombol ditempat kami. Sesak udara
ruangan monitor. “Ayo kita kesana, full
kamera”, kata Helmy memecah ketegangan.
Bergegas kami berangkat. Penduduk
sekitar mengikuti gerak crew sebanyak
15 orang 3 kamera, 2 sound boom.
Sangat menarik perhatian warga kampung sekitar. Setiba kami di lokasi masjid.
Kamera langsung keluar dari segala penjuru. Sang bapak terkejut. Wajahnya
bingung. Kemudian Helmy Yahya muncul dengan mengatakan,” Alhamdulillah, Bapak dapat
hadiah naik haji gratis!”
Sang Bapak terkejut bukan
main..wajahnya tergetar..giginya bergemerutuk..tak bisa berkata-kata. Bersujud
disajadah berkali-kali. Dan selang beberapa menit hadir penduduk sekita
kira-kira 5000an warga kampung sekitar tersebut tanpa komando mengumandangkan,
“Labaik allauhumma labaik..” 5000 orang lebih meneriakkan kata-kata tersebut
berulang..bergetar kami semua.
Airmataku turun tanpa sebab.. aku
bertanya pada seorang Ibu berdiri sambil menangis..”siapa dia bu? “,Tanyaku.
.”oh dia Pak Rahmat. Dia guru bahasa Indonesia
di SD sini. Setiap bulan dia memberikan setengah dari gajinya untuk membayar
anak-anak dengan permen dengan apapun supaya mereka mau mengaji”, jawab sang
ibu sambil menggendong anaknya yang sudah agak besar.
”Setengah? “,Aku terperanjat
“Iya mbak”, lanjut ibu tadi, “Dan itu
dia sudah lakukan 25 tahun kira-kira, Saya adalah muridnya yang pertama kali,
karena sangat miskin kami tak sanggup belajar tapi dia membimbing kami.
Sekarangpun anak ku belajar ngaji sama Pak Rahmat. Dan masih diberi bonus
hadiah supaya rajin mengaji”.
Aku tersentak. Aku menyaksikan seorang
Bapak, yang lagi dipakaikan kain ihrom. Di kumandangkan talbiah, labaik
Allamulabaik oleh separuh warga kampung yang mencintainya..di arak
beramai-ramai dari masjid kerumahnya.
Tempat kediamannya berjarak 200 meter
dari masjid. Untuk dipamitkan dan mohon izin ke sang istri. Setiba di rumah
yang masih beralas tanah.. sepasang suami istri renta berpelukan.. aku masih
mendengar sang Bapak berkata,” Allah mengabulkan doa kita bu.. aku berhaji.. aku
yang miskin ini berhaji... suaranya lirih.. mohon izin ya ...”
Tersungkur di tanah aku sambil
mendengar kata-katanya..”Terima kasih Allah..terima kasih..masih ada orang
seperti Pak Rahmat Engkau sisakan untuk kami....” tak henti-henti aku
bersyukur.
Sahabat, begitulah cara Allah memberikan
kejutan kepada para hambaNYA yang istiqomah beramal sholeh walau itu kelihatan
kecil dimata kebanyakan orang bahkan kadang mungkin dianggap aneh bahkan gila.
Sumber Gambar:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSBsoF3Lrx5FPgY5cqV5D5TWsaoTC-OBiNiaOhueF01OoCesszYZM_iZyCOFDncf9CpWhkvlQQg0CpZROGEultWAB9iPnOWS6VD9oxbmMRxn90hmawOHPWweVz2o9XUCNkYfaLswTJlN69/s1600/dp+bbm-karma.jpg
0 comments:
Post a Comment