Saturday, 23 June 2018

Sumber Gambar : https://ldfaliqtishad.files.wordpress.com/2016/04/1460507061897.jpg


Shalat dhuha identik dengan urusan rezeki, kebanyakan dari kita setelah shalat dhuha doa minta kelancaran rezeki.

Itu sah sah saja.....

Tapi tahukan anda apa doa Rasulllah setelah shalat dhuha ?

Setelah melakukan survey kecil2an ke orang awam hampir 100% tidak ada yang tahu doa ini.

Apa doa nya ?

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat Dhuha, beliau mengucapkan,

              
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ


ALLOHUMMAGHFIR-LII WA TUB ‘ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM (artinya: Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali.” 

( HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619 )

Doa ini dibaca seratus kali setiap shalat dhuha.

Kok doanya ga berkaitan dg rezeki ?

Katanya shalat dhuha identik untuk memperlancar rezeki.

Jadi begini....

Kata ustadz, bukan rezeki yang ga datang tapi dosa dosa kita yang menghalangi rezeki itu masuk.

Kalo dosa2nya sdh diampuni, Insya Allah rezeki mengalir lancar karena penyumbatnya, penghalangnya ( dosa ) sudah ga ada.

Doanya dibaca 100x, Pagi kan kita kerja, banyak aktivitas, kalo harus baca 100x sambil duduk ditempat shalat ga bisa nih, bagaimana ?
Kata ustad Doanya bisa dibaca sambil berkativitas, kerja sambil komat kamit baca doa.

Rasulullah saw bersabda :

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”

(HR. Muslim no. 1893).


Ilmu Harus Diamalkan Agar "Menghasilkan"

Ilmu Harus Disebarluaskan Agar Menjadi "Tabungan Kebajikan"

Jika dirasa bermanfaat, Monggo Silahkan dishare ke yang lain
Sumber : Grup WA Saling Mengingatkan, Nisrina Hasna Zata

Sunday, 4 October 2015

Saat itu bulan Ramadhan. Aku berada di Palembang bersama mitraku, Helmy yahya. Kami sedang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan maestro pujaanku, untuk sebuah pekerjaan idealis. Kami akan bertemu dengan pengarang lagu anak legendaris , AT Mahmud.

Terdengar bunyi telpon yang langsung diangkat Helmy dengan Speaker Mode..”boss, kita belum dapat talent buat acara naik haji gratis..”suara di seberang telpon terdengar galau. “Kok bisa?, “Helmy berkata dengan nada tinggi, “sudah 3 hari shooting kok bisa gak nemu?”. Setelah itu Helmy diam mendengarkan argumen dari teamnya yang panjang. Wajahnya memerah. Bibirnya merapat dan jari tangannya didekatkan dan digigit. Itu kebiasaanya kalau panik.

“Untung lagi di palembang, saya gak tau kalau ada anak triwarsana disini. Kita ke tempat shooting dulu”, demikian sebuah kata terucap dari mulutnya dan setelah itu diam. Setiba di lokasi, sebuah rumah yang disewa sebagai tempat tersembunyi dari hidden kamera yang sedang menguji kelayakan seorang talent untuk berangkat di hajikan gratis sesuai tema acara tersebut.

Helmy memiliki standar yang ketat. Seseorang tersebut bukan ”layak” bukan karena rekomendasi dari orang lain saja tapi dia harus lulus tes. Ini memang memakan biaya, memang memakan waktu. Tapi inilah kesempurnaan yang menjadi cirinya.
“Mana data shooting talent hidden kamera”, kemarin kemarin katanya lagi. Dalam sekejap kami menyaksikan video rekaman para talent tersebut di tes berbagai cara. Dengan hidden kamera kita memperhatikan. Ustad ini, bapak anu, ujung2nya tidak ada yang layak. Lalu.. saya disuruh menilai. “Faradhita..kamu lihat tuh yang dites pas sebelum jumatan.. dua ustad..,” Helmy keluar dengan muka merah. Aku menurut perintahnya dan menyaksikan.

Biasa kami menggunakan penguji si Rini, spesialis penguji. Cantik, dewasa, anggun. Lengkap dengan jilbab dan kerendahan hatinya. Dia melakukan aksi ujiannya. Di depan ustad yang dimaksud dia datang jam 11.30, lalu berkata,” saya ada masalah dengan perkawinan, suami saya..” dan seterusnya dia bercerita sangat meyakinkan.

Sang ustad talent mulai berdalih, mulai mewejang, dan menyaksikan adegan tersebut... aku sebagai wanita tahu sekali mimik wajah dan gerak mata seseorang yang ber”minat”. Darahku naik..”kok begini sih?”.. ini orang yang terpandang didaerahnya yang direkomendasi banyak orang. Menggeser duduknya dekat-dekat si Rini. Hidden kamera menangkap seluruh adegan dengan jelas. Dan yang mengherankan...dia abaikan sholat jumat. Huh..hilang sudah rasa di hati, dasar buaya”, aku berkata dalam hati.

Di video satunya. Setali tiga uang sama saja, malah pake pegang-pegang pundak si Rini. Setiap berapa kalimat menyentuh apalah bagian tubuh si Rini, tangan, seperti menepis kotoran dari jilbab, yang rasanya gak ada apa-apanya. Darah emosiku memuncak. “Gile nih..sama aja..dasar bandot semua”., Aku mendadak sangat marah. Aku wanita, tahu banget niat laki-laki macam itu, emosi banget.

Aku keluar ruang. Helmy nafasnya turun naik dengan cepat. “Gila nih.. besok harus naik tayang jam 4 sore belum ada talent. Dimana Rini?”.
“Lagi ada talent, deket sini pak,” seorang staf triwarsana menjawab.
“Nih, lagi kita tes. Live tuh di ruang belakang”. bergegas kami melihat. Seluruh crew berharap harap cemas. Muka semuanya tegang. “Jauh gak dari sini”, tanyaku. “Enggak mbak, paling 500 meter”, Jawab manajer Helmy, Ibrahim. “Siapa dia”,tanyaku lagi..”dia guru bahasa Indonesia, kalo sore ngajar ngaji”. “Oh..”,jawabku singkat.

Dalam monitor.Terlihat seorang bapak sedang duduk, kelelahan. Habis mengajar ngaji dia. Di masjid. Masuk si Rini. Dengan gaya nya yang meyakinkan dia berkata,” Pak, Saya ada anak angkat usianya 8 tahun kelas 2 SD. Saya sudah tidak kuat merawatnya”. Dipotongnya kalimat ditambah emosinya..”nakal banget pak. Saya mau buang, saya mau kasih bapak saja.” Si Rini menyelesaikan kalimatnya dengan muka memerah. Dan membetulkan jilbabnya. Sehingga seluruh lekuk tubuhnya sengaja terbentuk kesan seksi.
Sang bapak membuang muka, kemudian menunduk sambil menjawab, “Aku terima “..”maksud Bapak?”, Kata Rini lagi.
“Ya , sini anak itu, Aku rawat dia, ini pasti kehendak Allah. Aku ikhlas”, Dia menjawab sambil tetap menundukkan wajahnya.
Muka Rini yang terlihat gugup, “boleh Saya beri anak itu hari ini? Rumah kami jauh di tujuh ulu”, Rini menambahkan bobot ceritanya.

Sang bapak memiringkan pantatnya, di rogoh sakunya, ada uang ribuan berlembar-lembar..kira-kira 15 lembar dia berkata,” uangku hanya segini” diberikan ke Rini semua..”kamu ambil angkot bawa anak itu kemari..”, tuturnya dengan santun.

Setiap adegan itu kami saksikan dengan tegang, bahkan penduduk sekitar mulai menggerombol ditempat kami. Sesak udara ruangan monitor. “Ayo kita kesana, full kamera”, kata Helmy memecah ketegangan.

Bergegas kami berangkat. Penduduk sekitar mengikuti gerak crew sebanyak 15 orang 3 kamera, 2 sound boom. Sangat menarik perhatian warga kampung sekitar. Setiba kami di lokasi masjid. Kamera langsung keluar dari segala penjuru. Sang bapak terkejut. Wajahnya bingung. Kemudian Helmy Yahya muncul dengan mengatakan,” Alhamdulillah, Bapak dapat hadiah naik haji gratis!”

Sang Bapak terkejut bukan main..wajahnya tergetar..giginya bergemerutuk..tak bisa berkata-kata. Bersujud disajadah berkali-kali. Dan selang beberapa menit hadir penduduk sekita kira-kira 5000an warga kampung sekitar tersebut tanpa komando mengumandangkan, “Labaik allauhumma labaik..” 5000 orang lebih meneriakkan kata-kata tersebut berulang..bergetar kami semua.

Airmataku turun tanpa sebab.. aku bertanya pada seorang Ibu berdiri sambil menangis..”siapa dia bu? “,Tanyaku.
.”oh dia Pak Rahmat. Dia guru bahasa Indonesia di SD sini. Setiap bulan dia memberikan setengah dari gajinya untuk membayar anak-anak dengan permen dengan apapun supaya mereka mau mengaji”, jawab sang ibu sambil menggendong anaknya yang sudah agak besar.
”Setengah? “,Aku terperanjat
“Iya mbak”, lanjut ibu tadi, “Dan itu dia sudah lakukan 25 tahun kira-kira, Saya adalah muridnya yang pertama kali, karena sangat miskin kami tak sanggup belajar tapi dia membimbing kami. Sekarangpun anak ku belajar ngaji sama Pak Rahmat. Dan masih diberi bonus hadiah supaya rajin mengaji”.

Aku tersentak. Aku menyaksikan seorang Bapak, yang lagi dipakaikan kain ihrom. Di kumandangkan talbiah, labaik Allamulabaik oleh separuh warga kampung yang mencintainya..di arak beramai-ramai dari masjid kerumahnya.

Tempat kediamannya berjarak 200 meter dari masjid. Untuk dipamitkan dan mohon izin ke sang istri. Setiba di rumah yang masih beralas tanah.. sepasang suami istri renta berpelukan.. aku masih mendengar sang Bapak berkata,” Allah mengabulkan doa kita bu.. aku berhaji.. aku yang miskin ini berhaji... suaranya lirih.. mohon izin ya ...”

Tersungkur di tanah aku sambil mendengar kata-katanya..”Terima kasih Allah..terima kasih..masih ada orang seperti Pak Rahmat Engkau sisakan untuk kami....” tak henti-henti aku bersyukur.

Sahabat, begitulah cara Allah memberikan kejutan kepada para hambaNYA yang istiqomah beramal sholeh walau itu kelihatan kecil dimata kebanyakan orang bahkan kadang mungkin dianggap aneh bahkan gila.


Sumber Gambar:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSBsoF3Lrx5FPgY5cqV5D5TWsaoTC-OBiNiaOhueF01OoCesszYZM_iZyCOFDncf9CpWhkvlQQg0CpZROGEultWAB9iPnOWS6VD9oxbmMRxn90hmawOHPWweVz2o9XUCNkYfaLswTJlN69/s1600/dp+bbm-karma.jpg

Saturday, 3 October 2015

PENGERTIAN MA’RIFATULLAH & CIRI-CIRI MARIFATULLOH
Ma’rifatullah (mengenal Allah) bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas?. Segelas susu yang dibikin seseorang tidak akan pernah mengetahui seperti apakah orang yang telah membuatnya menjadi segelas susu.


http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2008/04/allah-300x225.jpg

Friday, 23 January 2015

Keutamaan orang yg melanggengkan wudhu :
بغية المسترشدين ص ١١٥.
ورد أن جبريل عليه السلام يحضر من مات على طهارة من الأمة فليحرص المريض و من حضره الموت على طهارته .
Ada riwayat bahwasanya malaikat jibril menghadiri kematian orang yg selalu melanggengkan wudhu ,
Maka hendaklah berusaha orang yg sakit untuk selalu melanggengkan wudhu dan berusaha pula orang yg hadir bersama orang yg akan meninggal dunia untuk mensucikannya dari dua hadats.
Orang yg melanggengkan wudhu maka allah akan memulyakannya dg 7 perkara :
1.malaikat akan selalu senang bersamanya.
2.catatan amal kebaikan senantiasa tertulis baginya.
3.anggota tubuhnya akan selalu bertasbih.
4.dia akan selalu tertulis termasuk orang orang yg selalu tidak tertinggal takbirotul imam.
5.jika dia tidur maka allah akan menjaganya dari gangguan keburukan dua alam.
6.sakaratul mautnya mudah.
7.dia akan selalu dalam keamanan allah.
غاية المنى ص ١٣٣.
و قال بعض العارفين : من داوم على الوضوء أكرمه الله تعالى بسبعة خصال :
١. أن ترغب الملائكة في صحبته.
٢. و لا يزال القلم رطبا من كتب ثوابه.
٣. و تسبح أعضاءه و جوارحه.
٤. و لا تفوته التكبيرة الأولى أي مع الإمام .
٥. و إذا نام بعث الله إليه ملائكته يحفظونه من شر الثقلين.
٦. و يسهل الله عليه سكرات الموت.
٧. و يكون في أمان الله عز و جل ما دام على وضوء.
غاية المنى ص ١٣٢.
Juga ada hadits yg menyatakan orang yg dawam wudu jika dia meninggal dalam keadaan wudu maka di tulis baginya seperti pahala orang yg mati syahid.
و روي عن النبي صلى الله عليه وسلم :
يا أنس إن استطعت أن تكون أبدا على وضوء فافعل فإن ملك الموت إذا قبض روح عبد و هو على وضوء كتبت له شهادة.
Wallohu a'lam.

Sumber : https://www.facebook.com/PISS.KTB?fref=nf


Thursday, 30 October 2014


Ini adalah sebuah kisah renungan pada salah satu kisah kehidupan yang mungkin banyak tercecer di depan mata kita. Cerita ini tentang seorang kakek yang sederhana, hidup sebagai orang kampung yang bersahaja. Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah. Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang.

Kakek itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “Masa hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri.

"Bukan itu yang aku sedihkan," jawab sang kakek. "Aku kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya," lanjut kakek.



"Maka dari itu, saya akan pinjam tangga dan saya taruh di bawah pohon pepaya kita, mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi mengambil yang satunya," katanya.

Namun saat pagi kembali hadir, ia mendapati pepaya yang tinggal satu buah itu tetap ada beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun. Ia mencoba bersabar dan berharap pencuri itu akan muncul lagi di malam ini. Namun di pagi berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih di tempatnya.

Di sore harinya, sang kakek kedatangan seorang tamu yang menenteng dua buah pepaya besar ditangannya. Ia belum pernah mengenal si tamu tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang lama, saat hendak pamitan tamu itu dengan amat menyesal mengaku bahwa ialah yang telah mencuri pepayanya.

"Sebenarnya,” kata sang tamu, “di malam berikutnya saya ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya menemukan ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk tidak mencuri lagi. Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk menebus kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di pasar untuk Anda".

Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah adalah tentang keikhlasan, kesabaran, kebajikan dan cara pandang positif terhadap kehidupan. Mampukah kita tetap bersikap positif saat kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari sisi baiknya serta melupakan sakitnya suatu "musibah"?


"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta".


Wednesday, 29 October 2014

Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة. فكل تسبيحة صدقة. وكل تحميدة صدقة. وكل تهليلة صدقة. وكل تكبيرة صدقة. وأمر بالمعروف صدقة. ونهي عن المنكر صدقة. ويجزئ، من ذلك، ركعتان يركعهما من الضحى

“Hendaknya di antara kalian bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka setiap bacaa tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, setiap bacaan takbir adalah sedekah, beramar ma’ruf adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan itu semua sudah tercukupi dengan dua rakaat shalat dhuha.”
(HR. Muslim No. 720, Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, No. 4677, 19995, Ibnu Khuzaimah No. 1225)

Hadits Kedua:
Dari Buraidah Radhiallahu ‘Anhu, “Aku mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

في الإنسان ستون وثلاث مائة مفصل عليه أن يتصدق عن كل مفصل منه بصدقة قالوا ومن يطيق ذلك يا رسول الله قال النخاعة تراها في المسجد فتدفنها أو الشيء تنحيه عن الطريق فإن لم تجد فركعتا الضحى

“ Dalam tubuh manusia terdapat 360 tulang. Ia diharuskan bersedekah untk tiap ruas tulang itu.” Para sahabat bertanya: “Siapa yang mampu melakukan itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dahak yang ada di masjid lalu ditutupnya dengan tanah, atau menyingkirkan gangguan dari jalan, atau sekali pun tidak mampu maka shalatlah dua rakaat pada waktu dhuha .”
(HR. Ibnu Hibban No. 1642, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahih At Targhib wat Tarhib No. 2971. Juga diriwayatkan oleh Abu daud dan Ahmad)

Bila ilmunya sudah ditakdirkan sampai, maka sebaiknya syukuri dengan mengamalkannya.



Tuesday, 2 October 2012


Kata Nabi, Senyum tulusmu kepada saudaramu itu Sedekah, Semua kita bisa tersenyum, tapi tidak semua senym bisa disebut sedekah lho, lha kalo ada cewek cantik atau cowok ganteng senyum-senyum sama kita, apa artinya? he he he... jangan diterusin ntar keterusan lagi.. Ya ya ya ada senyuman yang menggoda, ada senyuman ejekan bahkan senyum berarti dendampun kerap terjadi, Namun ternyata tidak semua orang mampu bersedekah dengan senyum, coba sekarang senyum deh, lalu rasakan getaran sejuk dalam dada kita.....
--------------------------------
Setiap hari saat berjalan kaki menuju sekolahnya yang tak begitu jauh dari rumah, Faiz akan melewati deretan panjang rumah yang ada disekitar kami. Empat tahun yang lalu, ketika Faiz masih TK, saya takjub bagaimana cara ia menyapa…

Semua tetangga yang kebetulan dilewati atau ditemuinya di jalan, tak akan luput dari teguran ramah disertai senyum lebar faiz.

“Selamat pagi, pak, selamat pagi bu….”

“Assalamu’alaikum…”

“mari oma, mari opa….”

“dari mana Tante…?”

“Wah hari ini kakak berseri sekali”

“Mau kuliah bang?”

“eh ketemu adik cakep.. Mau kemana pagi-pagi sudah rapi?” Dan seterusnya…..

Saat ia duduk di kelas II SD, saya pernah bertanya pada Faiz, “Mas Faiz, apa kamu tak lelah menyapa begitu banyak orang setiap pagi?”

“Faiz tertawa. “ Tidaklah, Bunda. Aku senang karena senyum dan sapaku mungkin bukan mengawali pagiku saja tapi juga mengawali pagi orang lain. Lagipula senyum itukan sedekah, Bunda.” Saya nyengir. Pernyataan yang unik dari anak yang waktu itu belum genap berumur delapan tahun.

“Subhanallah. Kalau dihitung dengan uang, sedekahmu mungkin sudah milyaran”, ujar saya sambil mencium pipi Faiz yang memerah.

Setiap kali hadir pada arisan yang diadakan ibu-ibu sekitar rumah, mereka kerap membicarakan Faiz.
“Waduh, Faiz itu ramah sekali ya, Bu. Kalau bertemu saya, dia selalu menegur lebih dulu, senyumnya manis sekali.”

“kok bisa seperti itu sih bu? Bagaimana mendidiknya?” tanya salah satu peserta arisan kepada Bunda Faiz. Bunda Faiz hanya tersenyum. Bagaimana saya harus mengatakannya, ya? Sesungguhnya saya tak pernah mendidik Faiz secara khusus untuk menyapa dan tersenyum. Sayalah yang banyak belajar dari Faiz.

Terbayang lagi oleh Bundanya berbagai peristiwa yang terjadi sejak Faiz mulai duduk di bangku SD. Ketika ia ada di teras rumah, semua pengemis yang lewat selalu dipanggilnya, diajak makan dan minum. “ Pak kemari mampir dulu, hari ini di Bundaku masak sop dan perkedel.” Atau “Bapak mau bawa kopi untuk di jalan biar tidak mengantuk “?. Atau “mau teh manis dingin?” dan seringkali ia berlari ke kamar, mengambil celengan dan mengeluarkan lembaran kertas dari sana untuk diberikan pada mereka.

Belum lagi, semua tukang jualan, tukang sol sepatu, yang lewat pun disuruh mampir. Ada saja yang ditawarkannya.”Istirahat dulu di sini, Pak. Kan capek.hari ini panas sekali, lho. Sini makan kue dan minum dulu, atau mau makan nasi?” Selain itu ia pun akan bisik-bisik pada anggota keluarga lainnya untuk membeli sesuatu dari tukang jualan itu, meski kami tak terlalu membutuhkannya. “apa salahnya sih menolong orang?” ujarnya.

Maka di rumah mungil yang kami tempati, tak pernah ada hari dimana kami memasak sekedar pas untuk keluarga. Selalu ada tamu-tamu istimewa yang entah siapa. Karena Faiz mengundang mereka secara tak terduga.

“Ikhlas yaaa Bunda…..,” katanya sambil tersenyum manis. Tak ada kata lagi yang bisa Bunda Faiz ucapkan, selain senyum bahagia atas anugerah anak yang baik dan sholeh itu, sambil dia peluk erat anaknya, Bunda Faiz berbisik, ” Terima kasih anakku, kamu telah membuat hidup Bunda begitu bahagia ”.